Jumat, 01 Juni 2012

ANALISIS SWOT PADA KURIKULUM


A.    Analisis Swot
  1. PENGERTIAN ANALISIS SWOT.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisis SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang “cespleng” bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
S   = Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang  merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat Ini.
O  = Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi  organisasi di masa depan.
T  = Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

B.      Jenis analisis swot
Terdapat dua model analisis SWOT yang umum digunakan dalam melakukan analisa situasi yaitu :
1.      Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
2.      Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub Komponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, Sub Komponen S ada sebanyak 10 buah, sementara sub komponen W hanya 6 buah.


C.    Kurikulum.
A. Kesesuaian Struktur dan Isi Kurikulum dengan Tuntutan dan Kebutuhan Stakeholders
Salah satu unsur pokok dalam strategi pengembangan program studi pendidikan olahraga adalah keunggulan dalam bidang penelitian olahraga.  Oleh karena itu, kurikulum program studi terpadu dengan muatan masalah dan desain penelitian, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun pengalaman penelitian dalam bidang keolahragaan.
Kurikulum Program Studi Pendidikan Olahraga pada dasarnya merujuk kepada struktur kurikulum yang ditetapkan oleh SPs UPI yang dari tiga kelompok yakni Mata Kuliah Landasan Keahlian (MKLK-10 sks), Mata Kuliah Keahlian Utama (MKKU-32 sks) yang terdiri dari 26 sks MKKU Wajib dan 6 sks MKKU Pilihan Paket Konsentrasi, dan penyusunan Tesis (8 sks), sehingga keseluruhan jumlah sks yang harus ditempuh di Tingkat Magister adalah 50 sks.  Berdasarkan struktur kurikulum tersebut, dikembangkan kurikulum bidang studi yang dirumuskan dan ditetapkan oleh program studi.  Kurikulum yang kini berlaku, sudah mengandung unsur pengembangan ilmu kependidikan dan profesi keolahragaan, sebagai respon terhadap fungsi dan mandat UPI yang diperluas.
Penyebaran mata kuliah per semester mempertimbangkan keruntunan antar mata kuliah, tingkat kerumitan pembahasan materi, dan keseimbangan jumlah mata kuliah dan bobot sks.  Pertimbangan tersebut menghasilkan penyebaran jumlah mata kuliah dan beban sks yang makin menurun selama tiga semester. Keluasan materi perkuliahan dan pendekatan pembahasan topik-topiknya tergambarkan dalam deskripsi dan silabi mata kuliah, dan gambaran kedalaman dan keluasan pembahasan tampak dari pustaka yang relevan dengan asing-masing mata kuliah.  Deskripsi dan silabi mata kuliah dapat dilihat pada Lampiran D2.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa kurikulum program studi merupakan tindakan nyata dari visi, misi, sasaran dan tujuan program yang mengandung amanat membina sumberdaya manusia bermutu dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga dan siap diberdayakan oleh para stakeholder untuk menjawab tuntutan yang terkait dengan eksistensi dan kontribusi pendidikan jasmani dan olahraga bagi kemaslahatan masyarakat dan bangsa Indonesia.  Disadari pula bahwa tuntutan dan kebutuhan stakeholders akan senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan kemajuan di tingkat global, antara lain yang terkait dengan kemajuan dan kecanggihan ipteks.  Kemungkinan perubahan tersebut terakomodasi melalui penjabaran kurikulum ke dalam mata kuliah yang sifatnya luwes dan pemberian pelayanan yang lebih luas kepada mahasiswa dengan tetap memperhatikan keutuhan keseluruhan program.  Keluwesan kurikulum diusahakan dengan menyediakan paket mata kuliah pilihan yang diambil mahasiswa sesuai dengan minat dan kebutuhannya.  Di samping itu kepada dosen diberikan keleluasaan di dalam memperbaharui dan mengembangkan substansi perkuliahan yang disesuaikan dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan di tingkat lokal, nasional, dan global.
B.Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan
Pada dasarnya kurikulum tingkat Magister Program Studi Pendidikan Olahraga yang sekarang berlaku ini menuntut tingkat kematangan intelektual yang tinggi. Sejak awal, tuntutan kematangan intelektual itu telah dikenakan kepada calon mahasiswa melalui tes masuk dan matrikulasi/pra-perkuliahan.  Selanjutnya sepanjang proses pembelajaran, mahasiswa secara mendasar dituntut untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi fakta empiris, informasi, dan pengalaman dalam bidang keolahragaan dan pendidikan jasmani.  Namun demikian, program ini menuntut pula peningkatan kemampuan kognitif para mahasiswa yang lebih tinggi yaitu daya analisis, sintesis, dan evaluasinya terhadap gejala, kasus, masalah, peristiwa, dan kejadian di dunia pendidikan jasmani dan keolahragaan.  Usaha-usaha yang dilakukan antara lain melalui kegiatan seperti diskusi formal dan informal, baik di kelas maupun di luar kelas, seminar akademik serta kegiatan ilmiah lainnya, dan tugas-tugas individual, yang kesemuanya itu mengasah kemampuan mahasiswa dalam berargumentasi, memecahan masalah, serta merekomendasikan langkah-langkah perbaikan dan pembaharuan. Dari aspek psikomotorik, meskipun tidak ada mata kuliah praktek kecabangan olahraga, namun di tingkat magister ini mahasiswa dituntut memiliki kemampuan mendemonstrasikan dan merekomendasikan tugas gerak dasar yang baik dan benar menurut kaidah-kaidah ilmiah yang dipelajarinya.  Dari segi perilaku afektif, kurikulum ini menuntut kemampuan bertindak mandiri, kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah, serta komitmen terhadap profesi yang diemban.  Seiring dengan tuntutan kematangan intelektualitas, ditingkatkan pula maturitas kepribadian, melalui penanaman kepatutan sikap-sikap psiko-sosial.
Proses belajar mengajar dalam program studi pendidikan olahraga memberikan peluang meningkatkan kemandirian melalui kegiatan belajar yang a. mendorong keterlibatan diri secara aktif, b. membina keberanian mengemukakan pendapat, berargumentasi, menerima pendapat orang lain, c. meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sebab, akibat, dan alternatif pemecahan suatu masalah yang bermakna, dan d. kesediaan menanggung resiko secara nalar akibat berbagai usaha, kegiatan, dan perilakunya.
Kematangan intelektualitas, kemampuan kinetika, kemandirian, dan kecerdasan emosional diri, dinyatakan dalam isi kurikulum berdasarkan kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan keterampilan, wawasan, dan nilai keolahragaan.  Secara garis besarnya unsur pokok atau substansi dari isi Kurikulum Program Studi Pendidikan Olahraga ini adalah sebagai berikut:
  • Unsur-unsur ontologik dan etika sub-disiplin ilmu keolahragaan yang pada dasarnya mencakup azas, landasan, latar belakang, keberadaan, dan kebermaknaan dari setiap sub-disiplin.
  • Unsur-unsur primer (esensial) dari tiap sub-disiplin ilmu keolahragaan yang antara lain meliputi fakta, informasi, pengalaman, wawasan, keterampilan, nilai, dan dalil yang terkandung dalam sub-disiplin bersangkutan.
  • Unsur pragmatis dari pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam penerapannya dalam kehidupan olahraga di masyarakat.
  1. Integritas Materi Pembelajaran
Sumber daya manusia keolahragaan berfitrah dalam aneka bidang kegiatan olahraga yang luas meliputi berbagai sektor kehidupan manusia. Oleh karena itu tuntutan akan pengetahuan, keterampilan, wawasan, sikap, dan nilai menjadi kompleks dan luas. Perlu ada pemilihan dan penetapan yang spesifik di dalam kurikulum yang dapat dicapai secara efisien dan efektif.  Sehubungan dengan hal itu, kurikulum program studi pendidikan olahraga disusun dengan sistematika sebagai berikut :
o    Landasan Keahlian yang mencakup pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan sikap yang bersumber dari hakekat ilmu pendidikan yang meliputi mata kuliah Filsafat, Inovasi, dan Metode Penelitian Pendidikan, Aplikasi Statistika-1, dan Analisis Kualitatif-1.
o    Landasan Keahlian Utama yang menjadi sumber pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang mendasar dan spesifik dalam sub-disiplin dan profesi keolahragaan, yang dijadikan landasan kerangka pemikiran, pemaknaan, dan keberadaan olahraga dalam hidup manusia.  Mata-mata kuliah dalam kelompok ini ialah Dimensi Sosiologis dalam Olahraga dan Penjas, Teori Pelatihan, Model-model Pembelajaran Olahraga, Sport Medicine, Biomekanika, Psikologi Olahraga, Teori Gerak, Pedagogi Olahraga, Ilmu Faal Olahraga, Pengembangan Program Pembinaan Olahraga, Filsafat dan Teori Olahraga, Dimensi Pedagogi dalam Kepelatihan Olahraga Prestasi, Evaluasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga.  Di samping itu disajikan pula dua paket konsentrasi pilihan yaitu Konsentrasi Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang terdiri dari tiga mata kuliah (Manajemen Pemasaran Olahraga, Manajemen Strategi Organisasi Olahraga, Manajemen Inovasi dalam Bidang Keolahragaan); serta Konsentrasi Lingkungan Sosial Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang juga terdiri dari tiga mata kuliah (Olahraga dan Kemajemukan Budaya, Jurnalistik Olahraga, Globalisasi Olahraga).
Kerumitan ilmu keolahragaan itu bersumber pada sifatnya sebagai sebuah cross-road, berada pada sebuah persilangan humaniora, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan alam, yang membangkitkan tantangan terutama corak desain penelitian berdisiplin yang khas.  Pencapaian keadaan seperti itu, untuk kondisi di Indonesia, masih memerlukan waktu dan upaya yang lebih keras.
D.    Analisis Swot Terhadap Komponen Kurikulum
A. Kekuatan
  • Kurikulum 2005 yang diberlakukan sekarang merupakan hasil peninjauan dan revisi yang matang dari Tim Penyusunan Kurikulum Prodi di bawah koordinasi SPs UPI, yang bersifat fleksibel dan berorientasi ke masa depan.
  • Kurikulum sangat relevan dengan visi, misi, sasaran dan tujuan Program Studi Pendidikan Olahraga, dan tercakup didalamnya wawasan pengetahuan yang menjawab tuntutan dan kebutuhan masa kini dan masa mendatang yang akan menjamin profil lulusan yang diharapkan.
  • Sebaran matakuliah ke dalam setiap semester bersifat runtun dan koheren.
  • Terdapat matakuliah pilihan paket konsentrasi yang membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan minatnya.
  • Matakuliah pilihan paket konsentrasi menjadi sumber pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang mendasar dan spesifik dalam sub-disiplin dan profesi keolahragaan.
B. Kelemahan
  • Beban kredit bagi mahasiswa pada semester pertama cukup berat.
  • Jumlah mata kuliah dan sks untuk setiap paket konsentrasi kemungkinan masih kurang mampu mencerminkan spesifikasi keilmuannya.
C. Peluang
  • Kerumitan ilmu keolahragaan bersumber pada sifatnya sebagai sebuah cross-road (persilangan) antara humaniora, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan alam, yang membangkitkan tantangan dalam corak desain penelitian berdisiplin yang khas.
  • Dengan perkembangan ilmu keolahragaan secara umum di tingkat internasional, disadari terjadinya ketertinggalan di Indonesia.  Karena itu strategi pengembangan di Indonesia memberi peluang lebih pada usaha-usaha pencangkokan, adaptasi, dan bahkan ada replikasi (bukan duplikasi).
  • Masih terbatasnya bidang-bidang spesialisasi dalam ilmu keolahragaan memberi peluang kepada program studi untuk lebih memantapkan posisi bidang spesialisasinya dengan menyempurnakan kembali jenis dan spesifikasi mata kuliahnya.
D. Ancaman
  • Tuntutan kurikulum sangat besar, sehingga ketidakmampuan mahasiswa untuk berkinerja dengan baik secara mandiri akan menjadi bumerang yang menghambat penyelesaian studi mereka.
  • Tidak adanya kesediaan yang tulus dari para mahasiswa dan dosen untuk senantiasa mengikuti perkembangan baru di bidang keilmuan yang digelutinya akan menyebabkan kemiskinan di dalam implementasi kurikulum sesungguhnya.
 DAFTAR PUSTAKA
CM.Lingga Purnama, MM, Strategic Marketing Plan, PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2001
Glass, N.M., (1991), Pro-active Management: How to Improve Your Management Performance. East Brunswick, NJ: Nichols Publishing.
Bartol, K.M., & Martin, D.C., (1991), Management, New York: McGraw Hill, Inc
WWW.Google . Com.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar