PENDAHULUAN
Di negara Indonesia saat ini menganut beberapa sistem ekonomi yg dibuat untuk membangun perekonomian yg lebih maju. Dari segi pihak produsen / penjual menetapkan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yg maksimal dari konsumen/pembeli. Begitupun sebaliknya dengan pihak konsumen menginginkan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dijangkau dengan harga yang sesuai.
Dalam menentukan ini smua diperlukan berbgai kiat – kiat yang sesuai dengan keadaan pemasaran, misalnya.
1. Memproduksi barang sesuai dengan keinginan konsumen
2. Bagaimana cara mendistribusikannya sehingga sampai ke konsumen
3. menetapkan harga yang sesuai dengan barang yang diproduksi.
Tapi tidak lepas dari peranan produsen, konsumen, pihak pemerintah juga ikut serta dalam mengaktifkan proses kegiatan tersebut.
Bab II
KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN 1
KONSUMSI SEBAGAI KEGIATAN
• Pengertian Konsumsi
• Tujuan Konsumsi
• Hubungan Konsumsi dengan Pendapatan
• Guna Benda dan Nilai Suatu Benda
• Pemuasan Maksimum
• Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Bab II
KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN 1
KONSUMSI SEBAGAI KEGIATAN
Apabila seseorang menerima pendapatannya dari hasil bekerja, maka ia pun akan segera merencanakan untuk membelanjakan pendapatannya itu, setelah dikurangi dengan kewajibannya (seperti pajak dsb). Jadi, pendapatan itu mestilah dikeluarkan atau dibelanjakan. Tidak ada seorang normal pun di dunia ini yang akan terus menyimpan pendapatannya.
Dalam pada itu, setiap pendapatan niscayalah akan pertama-tama dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan sisanya akan ditabung.
1. Pengertian Konsumsi
Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi berarti penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction of human wants). Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial daripada produksi. Atau dengan perkataan lain, produksi adalah alat bagi konsumsi. Atau dengan kata lain Konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen.
2. Tujuan Konsumsi
Konsumsi mempunyai tujuan, yaitu :
a. Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
b. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
c. Memuaskan kebutuhan secara fisik
d. Memuaskan kebutuhan rohani.
3. Hubungan Konsumsi dengan Pendapatan
Tingkat konsumsi sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable. Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak bergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonom. Jika pendapatan disposable meningkat, konsumsi juga akan meningkat, hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposable.
Rumus : C = a + bYd
a = konsumsi autonomous, besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol.
b = koefisien konsumsi yang merupakan tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh
tambahan pendapatan.
Melihat hal-hal itu, dapat disimpulkan bahwa antara konsumsi dan pendapatan terdapat hubungan positif. Artinya apabila pendapatan naik, maka konsumsi pun akan meningkat pula. Sebaliknya apabila pendapatan turun, maka konsumsi pun akan merosot pula. Hubungan yang erat antara konsumsi dan pendapatan seperti ini disebut propensity to consume (hasrat untuk mengkonsumi
4. Guna Benda dan Nilai Suatu Benda
Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang dinamakan nilai guna/utility. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan antara dua pengertian : nilai guna total dan nilai guna marginal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marginal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan 1 (satu) unit barang tertentu.
Manfaat atau guna (utility) barang adalah kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan Nilai barang adalah ukuran yang diberikan oleh konsumen pada suatau barang.
Penggolongan nilai barang terdiri atas :
a. Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai Pakai terbagi atas 2 (dua), yaitu :
- Nilai Pakai Subjektif, merupakan kemampuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Misalnya kacamata resep dokter.
- Nilai Pakai Objektif, merupakan kemampuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan pada umumnya. Misalnya beras dan pakaian.
b. Nilai Tukar (Value in Exchange)
Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lainnya. Nilai Tukar terbagi atas 2 (dua), yaitu :
- Nilai Tukar Subjektif, merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan penilaian seseorang bahwa benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain. Misalnya nelayan yang mempunyai perahu.
- Nilai Tukar Objektif, merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Misalnya emas dan uang
5. Pemuasan Maksimum
Prinsip setiap konsumen selalu akan memaksimumkan kepuasan dari nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikan. Konsumen akan mencapai kepuasan maksimum bila nilai guna marginal dari setiap barang adalah sama.Syarat mencapai kepuasan maksimum diantaranya apabila seorang konsumen mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah: setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya. Apabila yang dikonsumsikannya hanya satu barang saja, tidak sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum. Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tingkat maksimum. Tetapi kalau barang yang digunakan adalah berbagai jenis, cara untuk menentukan corak konsumsi barang-barang yang menciptakan nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen adalah :
a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka.
b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
c. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
KEGIATAN 2
PRODUKSI SEBAGAI KEGIATAN EKONOMI
• Pengertian Produksi
• Tujuan Produksi
• Proses Produksi
• Faktor Produksi
• Pembagian Produksi
• Perluasan produksi
• Fungsi Produksi
• Teori Keterbatasan Peningkatan Produksi
KEGIATAN 2
PRODUKSI SEBAGAI KEGIATAN EKONOMI
1. Pengertian Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2. Tujuan Produksi
Tujuan yang hendak dicapai dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencapai kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi dan barang atau jasa yang diperlukan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan.
3. Proses Produksi
Di dalam suatu proses produksi ada hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Komposisi input yang bagaimana yang harus digunakan? Bagaimana proses produksi berlangsung agar tingkat produksi maksimum?
b. Komposisi input yang bagaimana yang harus digunakan? Bagaimana proses produksi dilaksanakan agar biaya produksi serendah mungkin?
4. Faktor Produksi
a. Tenaga Kerja, mencakup waktu yang dipergunakan untuk pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik maupun intelektualnya sesuai dengan kualifikasinya.
b. Modal, berbentuk barang-barang tahan lama (barang modal). Sumber utama modal bisa berupa investasi pribadi yang berasal dari pengusaha individu, mitra bisnis atau investor pembeli saham yang bersangkutan.
c. Wirausahawan, sebagai individu yang melihat peluang dan mau memegang resiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian usaha bisnis.
d. Sumber Daya Fisik Alam, meliputi sumber daya non-energi.
e. Sumber Daya Informasi, yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.
5. Pembagian Produksi
Produksi di bedakan menjadi dua faktor yaitu:
a. produksi padat karya (labour intensive production process),yaitu proses produksi yang menggunakantenaga manusia lebih banyak di bandingkan dengan tenaga mesin.proses produksi ini dengan sendirinya melakukan penghematan barang barang modal sehingga di sebut juga capital saving production procees (proses produksi penghematan barang modal)
b. produksi padat modal (capital intensive production process),yaitu proses produksi yang mempergunakan barang barang modal lebih banyak di bandingkan dengan tenaga manusia.dengan sendirinya telah di lakukan penghematan tenaga kerja manusia,sehingga di sebut labour saving production process (produksi penghematan tenaga kerja).
6. Peluasan Produksi
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperluas daerah pemasaran produksi, salah satunya melalui media internet. Di beberapa Negara maju, sudah banyak perusahaan-perusahaan produksi yang mampu meningkatkan penjualannya dengan memasarkan produksinya melalui internet. Mereka dapat memantau setiap perkembangan daerah pemasaran mereka.
7. Fungsi Produksi
Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancer dan hasil produksinya pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh pemakaianya.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagian produksi dapat dirumuskan dalam 4 (empat) hal yaitu:
a. Tepat Jumlah
b. Tepat Mutu
c. Tepat Waktu
d. Tepat Ongkos / Harga
8. Teori Keterbatasan Peningkatan Produksi
Seperti kita ketahui,ada daerah yang menghadapi keterbatasan faktor produksi alam,ada yang kurang tenaga kerja,modal,dan sebagainya .bagi daerah yang tanahnya terbatas,peningkatan produksi pangan sedapat mungkin di lakukan tanpa menambah area tanah.daerah semacam itu lebih baik menempuh cara menambahtenaga dan modal(intensifikasi).
Kombinasi antara penggunaan tenaga dan modal pun dapat berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain.bagi daerah yang penduduknya padat lebih baik di gunakan sumber daya manusia(padat karya)dari pada menggunakan modal berupa alat alat pertanian yang modern(padat modal).
KEGIATAN 3
DISTRIBUSI SEBAGAI KEGIATAN EKONOMI
• Pengertian Distribusi
• Fungsi Distribusi Saluran Distribusi
• Lembaga – lembaga Distribusi
KEGIATAN 3
DISTRIBUSI SEBAGAI KEGIATAN EKONOMI
1. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
2. Fungsi Distribusi
Dilakukan oleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan barang dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka fungsi distribusi dibagi atas :
a. Fungsi Pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual-beli barang atau jasa yang meliputi pembelian, penjualan dan pengambilan resiko (untuk mengatasi resiko harus bisa dilakukan dengan menciptakan situasi pergudangan yang baik, mengasumsikan barang dagangan yang akan menyediakan barang dagangan).
b. Fungsi Penyediaan Fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan, pemilahan dan pengangkutan.
c. Fungsi Penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar. Fungsi ini meliputi pelayanan, pembelanjaan, penyebaran informasi dan koordinasi.
3. Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah suatu jalur perantara pemasaran baik transportasi maupun penyimpanan suatu produk barang dan jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Jenis-jenis saluran distribusi barang dan jasa:
a. Produsen ----- Konsumen (umumnya jasa)
Contoh : bengkel, rumah makan dll
b. Produsen ------ Retailer ------ Konsumen
Contoh : koran
c. Produsen ------ Wholesaler ------ Retailer ------ Konsumen
Contoh : mie instan, beras dll.
d. Produsen ------ Agen ------ Wholesaler ------ Retailer ------ Konsumen
Contoh : barang import
e. Produsen ------ Industri (produsen)
Contoh : pabrik mie telor menjual produknya ke pedagang mie ayam gerobak keliling.
f. Produsen ------ Wholesaler ------ Industri (produsen)
Contoh : suatu distributor membeli mesin berat dari luar negeri dijual ke pabrik –
Pabrik di dalam negeri.
Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan konsumsi dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen. Produsen dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang dapat dikelompokkan :
a. Distribusi Langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen.
b. Distribusi Semi Langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalu badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
c. Distribusi Tidak Langsung, pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik berupa barang atau jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.
4. Lembaga-Lembaga Distribusi
Orang atau badan usaha yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen lembaga distribusi dapat digolongkan menjadi:
a. Pedagang
Lembaga distribusi yang melakukan pekerjaan membeli hasil produksi untuk dijual kembali atas tanggung jawab sendiri. Pedagang ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Pedagang besar atau grosir
2. Pedagang kecil.
b. Perantara Khusus
Lembaga yang berfungsi untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen namun tidak bertanggung jawab apabila barang yang disalurkan tersebut tidak laku. Perantara khusus ini dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Agen
2. Makelar
3. komisioner
c. Importir adalah pedagang yang membeli barang dari luar negeri dan menjualnya di dalam negeri, keuntungannya diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.
Eksportir adalah pedagang yang membeli barang dari dalam negeri dan menjualnya ke luar negeri, keuntungannya diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.
KEGIATAN 4
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
• Permintaan
• Penawaran
• Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan
Penawaran
KEGIATAN 4
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A. Permintaan
Permintaan timbul dari keinginan. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan dengan permintaan itu adalah dua hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Permintaan bukanlah keinginan, sebagaimana keinginan bukan permintaan. Permintaan adalah jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu.
Hukum Permintaan
Sebagai seorang konsumen, mungkin dapat dipahami bahwa orang akan membeli barang lebih banyak jika harga lebih rendah. Jika dijual lebih murah, maka seluruh dunia akan mengetuk pintu rumah Anda (untuk membeli). Hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta itu adalah hukum ekonomi. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode tertentu berubah berlawanan dengan harganya, jika hal lain diasumsikan konstan. Sehingga semakin tinggi harganya, semakin kecil jumlah barang yang diminta; semakin rendah harganya, semakin besar jumlah barang yang diminta.
Apa yang dapat menjelaskan hukum permintaan? Mengapa jika harga turun maka jumlah yang diminta bertambah? Penjelasannya dimulai dari adanya keinginan yang tak terbatas dan dilawankan dengan sumber daya yang langka.
Kurva Permintaan
Kurva permintaan mengisolasi hubungan antara harga dan jumlah yang diminta atas suatu barang, bila faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan tidak mengalami perubahan Permintaan akan sesuatu jenis barang ialah jumlah-jumlah barang itu yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula.
Ada beberapa hal penting yang dapat dilihat dari definisi permintaan. Yang pertama adalah bahwa permintaan merupakan sederetan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada berbagai tingkat harga. Hal kedua yang terpenting adalah barang yang diselidiki dalam suatu pembicaraan mengenai permintaan adalah satu jenis barang saja, dan bahwa permintaan itu terjadi dipasar serta waktu yang juga tertentu.
Dari definsi permintaan di atas, selanjutnya dapat dibuat suatu formula bahwa semakin tinggi harga sesuatu barang, maka akan semakin sedikit jumlah yang terjual. Dan, semakin rendah harga sesuatu barang, akan semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan dibeli orang.
Penentu-Penentu Permintaan
a. Harga barang itu sendiri.
b. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut.
c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
e. Cita rasa masyarakat.
f. Jumlah penduduk.
g. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
B. Penawaran
Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan per periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga, hal lain diasumsikan konstan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah yang ditawarkan biasanya secara langsung berhubungan dengan harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi, semakin rendah harganya, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit; semakin tinggi harganya, semakin tinggi jumlah yang ditawarkan.
Ada 2 (dua) alasan yang menyebabkan produsen menawarkan barang lebih banyak pada tingkat harga yang lebih tinggi:
a. Jika harga naik dan faktor lain konstan, maka produsen menjadi lebih mau untuk menawarkan barang dalam jumlah lebih banyak.
b. Harga barang yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan produsen untuk menghasilkan barang.
Penentu-Penentu Penawaran
a. Harga barang itu sendiri.
b. Harga barang-barang lain.
c. Ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah.
d. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut.
e. Tingkat teknologi yang digunakan.
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain:
- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat.
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi.
- Harga barang yang di tuju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial dan politik)
Besar kecilnya permintaan ditentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:
- Harga barang yang di tuju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
- Hal lain (faktor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti: harga barang yang dituju, biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi, teknologi yang digunakan, harga barang subsitusi, dan hal-hal lain tidak berubah, maka penawaran akan ditentukan oleh harga. Jadi, besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall, perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut hukum penawaran.
Disini akan dijelaskan lebih rinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
a. Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran oleh produsen penjual. Bila pendapatan penduduk bertambah dan harga barang masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang/jasa meningkat. Kemudian, pertambahan pernintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya penawaran. Jika barang/jasa yang ditawarkan persediaannya menjadi berkurang, maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.
b. Perubahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang/jasa, sehingga permintaan akan bertambah. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang/jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun, produsen/penjual yang masih memiliki banyak barang/jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga.
c. Selera penduduk
Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat tertentu. Mereka akan suka mode A dan pada waktu lain akan menyukai mode B. Begitu juga terhadapa makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran. Keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik turunnya harga barang/jasa yang ditawarkan.
d. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Harapan masa, pengaruh hubungan sosial, dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan permintaan barang/jasa.
e. Harga subsitusi
Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang/jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.
KEGIATAN 5
HARGA KESEIMBANGAN
• Proses Terbentuknya Harga Keseimbangan
• Premi Konsumen dan Produsen
• Pengaruh Pergeseran Permintaan dan
Penawaran Terhadap Kesinambungan Harga
KEGIATAN 5
HARGA KESEIMBANGAN
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga equilibrium adalah harga yang terbentuknya pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah. Sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.
A. Pengertian
Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah tingkat tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara penjual/penawaran dengan konsumen/permintaan. Pada harga keseimbangan, produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
B. Pergeseran Titik Keseimbangan
Titik keseimbangan (equilibrium price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik turunnya akibat perubahan penawaran/permintaan.
a. Pergeseran titik keseimbangan yang bertambahnya jumlah permintaan.
Jika jumlah permintaan bertambah sedangkan jumlah penawaran tetap, maka ada kecenderungan harga akan naik. Misalnya pada harga Rp. 20,00 jumlah permintaan 30 unit. Jika jumlah permintaan meningkat 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.30,00
Perhatikan grafik : E akan berubah menjadi E1
b. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah permintaan.
Jika jumlah permintaan berkurang sedangkan jumlah penawaran tetap, maka harga akan turun. Misalnya harga Rp. 25,00 jumlah permintaan 45 unit. Apabila jumlah permintaan turun menjadi 30 unit, maka harga akan turun menjadi Rp. 15,00
c. Pergeseran titik keseimbagnan yang disebabkan bertambahnya jumlah penawaran
Jika jumlah penawaran bertambah sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun. Misalnya pada harga Rp. 40,00 unit jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran bertambah menjadi 50 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.30,00
d. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah penawaran.
Jika jumlah penawaran berkurang sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan naik. Misalnya pada harga Rp. 25,00 jumlah penawaran 45 unit. Jika jumlah penawaran berkurang 35 unit maka harga akan naik menjadi Rp. 35,00
C. Proses terbentuknya harga keseimbangan
Harga keseimbangan atau di sebut juga harga pasar adalah harga yang terbentuk pada tingkat di mana jumlah yang di inginkan penjual ataupun pembeli adalah sama,keadaan keseimbangan di pasar adalah suatu keadaan yang tergantung kepada kondisi-kondisi permintaan dan penawaran yang berlaku pada saat-saat tertentu,pasar hanya dapat di katakan dalam keadaan keseimbangan selama kondisi-kondisi permintaan penawaran tidk ada perubahan.
D. Premi konsumen dan produsen
Pembeli super marginal ialah pembeli yang daya belinya di atas harga pasar dan merika memiliki kelebihan persediaan untuk membayar harga barang yang ada di pasar atau merika menerima premi konsumen (consumer’s rent),jadi,orang yang mempunyai daya beli tinggi di banding harga pasar akan memperoleh surplus lebih besar dan dia dapat menggunakan surplus tersebut untuk membeli barang lebih banyak atau membeli barang lainnya.
Penjualan super marginal ialah penjual yang memiliki harga pokok barang di bawah harga pasar.jadi,penjual yang memiliki kelebihan kesanggupan untuk menjual barang di banding dengan harga yang terjadi di pasar akan mendapatkan keuntungan yang di sebut premi produsen (producer’s rent)karena dapat menetapkan harga pokok lebih rendah daripada pesaingnya.
E. Pengaruh pergeseran permintan dan penawaran terhadap kesinambungan harga
Pergeseran terjadi jika penawaran maupun permintaan meningkat,maka satu hal yang akan pasti terjadi adalah meningkatnya penjualan.ada tiga hal yang mempengaruhi pergeseran harga keseimbangan,yaitu sebagai berikut;
a. perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran permintaan.
b. perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran penawaran.
c. perubahan harga keseimbangan yang di sebabkan oleh pergeseran permintaan dan penawaran.
KEGIATAN 6
PENERIMAAN, BIAYA PRODUKSI DAN LABA-RUGI
• Penerimaan
• Biaya Produksi
• Laba Rugi
KEGIATAN 6
PENERIMAAN, BIAYA PRODUKSI DAN LABA-RUGI
1. Penerimaan
Penerimaan (Revenue) adalah sejumlah uang yang diterima perusahaan atas penjualan barang/jasa hasil produksi. Jenis-jenis penerimaan dibedakan atas:
a. Penerimaan Total (Total Revenue/TR)
TR adalah jumlah/kuantitas barang yang terjual dikalikan dengan harga satuan. Semakin makin yang terjual semakin besar penerimaan total.
Rumus : TR = P x Q
b. Penerimaan Rata-Rata (Average Revenue/AR)
AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual.
Rumus : AR = TR / Q
c. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue/MR)
MR adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan dari setiap satuan hasil produksi.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi (cost) adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa. Pengertian tersebut mencakup biaya eksplisit dan implicit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk keperluan produksi. Sedangkan biaya implicit adalah biaya penggunaan sumber daya milik perusahaan.
Unsur biaya produksi dibedakan atas 2 (dua) hal yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Berikut akan dibahas macam-macam biaya jangka pendek:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya produksi yang besarnya tidak berubah / tidak dipengaruhi oleh volume produksi barang/jasa. Artinya, berapapun jumlah produksi, biaya ini selalu tetap.
Biaya tetap dibedakan atas 2 (dua) :
- Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC) adalah biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang/jasa. Contohnya : biaya penyusutan dan biaya sewa.
- Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC) adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu satuan unit produksi barang/jasa. Rumus menghitungnya adalah :
AFC = TFC / Quantity
b. Biaya Variabel (Variable Cost/VC)
Biaya variabel adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Artinya, apabila produksi bertambah maka biaya variabel bertambah demikian sebaliknya bila produksi berkurang maka biaya variabel berkurang.
Contohnya : pemakaian biaya bahan baku
c. Biaya Total (Total Cost)
Biaya total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Rumus :
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost/ATC)
Biaya total rata-rata adalah biaya rata-rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi.
Rumus :
ATC = Total Cost / Jumlah Produksi
e. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya marginal adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila menambah satu satuan unit produk tertentu. Besarnya biaya marginal terlihat menurun tetapi biaya marginal akan sama dengan biaya rata-rata (MC=AC)
3. Laba – Rugi
Laba – rugi dikelompokkan atas 3 (tiga), yaitu :
a. Laba Rata-Rata (Average Profit)
Laba rata-rata adalah laba yang diperoleh dari satuan output yang dihasilkan atau dijual.
Rumus : Laba Rata-Rata = Penerimaan Rata-Rata – Total Rata-Rata
b. Laba Marginal (Marginal Profit)
Laba marginal adalah tambahan laba yang diperoleh pada saat jumlah output yang dihasilkan atau dijual diperbesar.
Rumus : Laba Marginal = Penerimaan Marginal – Total Marginal
c. Laba Total (Total Profit)
Laba total adalah keseluruhan laba yang diterima karena penjualan sejumlah satuan output. Laba total diperoleh dengan cara :
- Penerimaan total dikurangi biaya total (Total Profit = TR – TC)
- Hasil kali jumlah output yang dijual dengan selisih antara penerimaan rata-rata dengan biaya rata-rata (Total Profit = x Q)
- Penjumlahan dari selisih antara penerimaan marginal dengan biaya marginal (Total Profit = ∑ (MR – MC))
Laba – Rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (rugi) bersih.
Contoh laporan laba-rugi
Laporan Laba – Rugi
Periode 31 Agustus 2010
Pendapatan dari penjualan Rp 99.980.000
Harga Pokok Penjualan Rp 25.000.000 (-)
Laba Kotor 74.980.000
Biaya Operasional :
Biaya Pemasaran Rp 5.000.000
Biaya Adm & Umum Rp 1.250.000 (+)
6.250.000 (-)
Laba Usaha Rp 68.730.000
Pendapatan Lain-Lain Rp 125.000 (+)
Laba sebelum Bunga & Pajak Rp 68.855.000
Bunga Rp 199.000 (+)
Laba sebelum Pajak Rp 69.054.000
Pajak Rp 1.275.000 (-)
KEGIATAN 7
ELASTISITAS HARGA
• Elastisitas Permintaan
• Elastisitas Penawaran
KEGIATAN 7
ELASTISITAS HARGA
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun praktek, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai dimana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan permintaan. Ukuran kuantitatif tersebut dinamakan Elastisitas Permintaan. Juga perubahan harga menimbulkan akibat yang berbeda ke atas jumlah penawaran berbagai barang dan ukuran kuantitatif daripada akibat perubahan harga kepada perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan Elastisitas Penawaran.
A. Elastisitas harga permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk persentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari 1% perubahan harga.
Koefisien elastisitas permintaan
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga
atau
Keterangan :
Ed = elastisitas permintaan
Q2 = kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = kuantitas permintaan awal
P2 = harga setelah perubahan
P1 = harga awal.
Elastisitas permintaan dapat dibedakan kepada 3 (tiga) konsep :
a. Elastisitas Permintaan Harga.
b. Elastisitas Permintaan Pendapatan.
c. Elastisitas Permintaan Silang.
Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah :
a. Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan.
b. Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
c. Jangka waktu di dalam mana permintaan itu dianalisis.
Jenis-jenis elastisitas permintaan
a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya).
b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Persentase perubahan kuantitas permintaan < dari persentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harga naik, orang tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun, konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan. c. Permintaan uniter elastis: elastisitas = 1. Persentase perubahan kuantitas permintaan = persentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dengan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis. d. Permintaan elastis: elastisitas > 1. Persentase perubahan kuantitas permintaan > persentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari subsitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada dipasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horizontal.
B. Elastisitas harga penawaran
Elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas harga ditunjukkan dalam bentuk persentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari 1% perubahan harga.
Koefisien elastisitas penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas penawaran dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut:
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga.
atau
Keterangan :
Es = elastisitas penawaran
Q2 = kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = kuantitas penawaran awal
P2 = harga setelah perubahan
P1 = harga awal
Elastisitas penawaran mempunyai sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu terdapat 5 (lima) golongan elastisitas :
a. Elastis Sempurna.
Terwujud apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada suatu harga tertentu. Apabila penawaran suatu barang bersifat elastis sempurna, kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar.
b. Elastis.
Apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang lebih besar ke atas penawaran.
c. Elastisitas Uniter.
Apabila kurva bermula dari titik O.
d. Tidak Elastis.
Apabila perubahan harga menimbulkan perubahan harga yang lebih kecil ke atas penawaran.
e. Tidak Elastis Sempurna.
Terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah tinggi.
4 (empat) faktor yang dapat dianggap sebagai faktor yang sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
a. Kemampuan penjual / produsen merubah jumlah produksi
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi:
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan 1 (satu) unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala ekonomis, atau
- Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya yang membutuhkan investasi yang besar, sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
b. Jangka waktu analisis
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi 3 hal, yaitu :
- Jangka waktu yang sangat singkat.
- Jangka pendek
- Jangka panjang
c. Stock persediaan
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
d. Kemudahan subsitusi faktor produksi/input
Semakin tinggi mobilitas mesin (kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
KEGIATAN 8
BENTUK – BENTUK PASAR
DAN
PEMBENTUKAN HARGA PASAR MASING-MASING PASAR
• Bentuk – bentuk Pasar
• Pembentukan Harga Pasar Masing – masing Pasar
KEGIATAN 8
BENTUK – BENTUK PASAR
DAN
PEMBENTUKAN HARGA PASAR MASING-MASING PASAR
Apa yang akan dijumpai di pasar? Kegiatan apa saja yang dilakukan pedagang di sana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul di benak kita setiap kali Kita akan mengunjungi suatu pasar. Di pasar, kita akan menjumpai banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang, baik hasil pertanian maupun hasil produksi. Selain itu, kita akan banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja yang berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi kebutuhannya (mengkonsumsinya), untuk dijual kembali (distribusi) sampai untuk diolah kembali kemudian dijual (produksi). Selanjutnya diantara pembeli dan penjual tersebut sering kali terjadi tawar-menawar yang diakhiri dengan transaksi jual-beli.
Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau hanya malah melalui surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara pembeli dan penjual.
A. Bentuk-Bentuk Pasar
a. Pasar Tradisional
Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual-pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan, berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang “legendaries” antara lain pasar Beringharjo di Jogya, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
b. Pasar Modern
Tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah bahan yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket.
- Pasar menurut jenisnya
1. Pasar Konsumsi
Pasar konsumsi menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll.
2. Pasar Faktor Produksi
Menjual barang-barang untuk keperluan produksi, misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.
- Pasar menurut jenis barang yang dijual dapat dibagi menjadi pasar buah, pasar ikan, dll.
- Pasar menurut wujud
1. Pasar Konkret
Pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen juga dapat dibedakan.
2. Pasar Abstrak
Pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata, konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung.
- Pasar menurut lokasi, misalnya pasar Kebayoran yang terletak di Kebayoran Lama, dll.
- Pasar menurut hari
Dinamakan sesuai hari pasar itu terbuka. Misalnya pasar Rebo dibuka khusus hari Rabu.
- Pasar menurut luas jangkauan
1. Pasar Daerah
2. Pasar Lokal
3. Pasar Nasional
4. Pasar Internasional
B. Pembentukan Harga Pasar Masing-Masing Pasar
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya jumlah permintaan dan penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan.
Perhatikan tabel berikut :
(P) pada harga Rp. 400,00 terjadi Equilibrium Price dengan jumlah yang ditawarkan (S) sama dengan jumlah yang diminta (D), yaitu sebesar 5.000 unit. Penjual menawarkan dengan harga Rp. 600,00 dengan jumlah yang terjual/ditawarkan 7.000 unit. Sedangkan pembeli menawar dengan harga Rp.200,00 dan jumlah barang yang diminta 7.000 unit. Karena tidak terjadi kesepakatan, maka penjual berusaha menurunkan harga dan pembeli berusaha menaikkan penawaran, demikian seterusnya sampai akhirnya bertemu pada harga Rp. 400,00 dengan jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta yaitu 5.000 unit.
Jika data pada tabel diatas kita buat menjadi kurva, maka akan berbentuk seperti berikut:
KEGIATAN 9
PASAR FAKTOR PRODUKSI
• Pasar Barang dan Jasa
• Pasar Tenaga Kerja
• Pasar Uang dan Modal
KEGIATAN 9
PASAR FAKTOR PRODUKSI
Setiap perekonomian harus memilih barang apa yang akan diproduksi (what), bagaimana memproduksi barang ini (how), dan harus memutuskan siapa yang akan menikmati buah dari aktivitas ekonomi (for whom). Dalam perekonomian Amerika, seperti halnya perekonomian Negara industri maju lainnya, sistem pasar dan harga menentukan hampir semua hasil ekonomi. Dalam sistem pasar, konsumen sama seperti pemilih yang memiliki hak memilih dari rupiah yang dimilikinya.
Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian, terutama perekonomian negara-negara maju membuktikan bahwa (i) pada umumnya mekanisme pasar adalah sistem yang cukup efisien didalam mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mengembangkan perekonomian tetapi (ii) dalam keadaan tertentu ia menimbulkan beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaikinya.
Uraian diatas berdasarkan asumsi bahwa tingkat harga ditentukan lewat mekanisme pasar. Untuk analisis ekonomi, pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama (three basic markets) :
A. Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Market)
Pasar barang dan jasa adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan umumnya berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan. Namun dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk memproduksi barang dan jasa
Misalnya, perusahaan mobil tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan. Demikian juga mereka tidak memproduksi sendiri mesin-mesin yang digunakan untuk mencetak rangka mobil. Adalah lebih efisien bagi perusahaan mobil bila membeli mesin dari perusahaan yang bergerak dibidang permesinan. Mesin yang dibeli pabrik mobil bukanlah barang dan jasa akhir, melainkan produk antara yang merupakan input (intermediate input) untuk memproduksi mobil.
B. Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, penawaran tenaga kerja dapat juga berasal dari luar negeri. Misalnya penawaran tenaga kerja untuk buruh-buruh perkebunan sawit di Malaysia berasal dari Indonesia. Sebaliknya, permintaan tenaga kerja juga dapat berasal dari sektor luar negeri. Misalnya pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri dapat dilakukan karena ada permintaan dari negara-negara yang bersangkutan.
C. Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)
Pasar uang adalah interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Misalnya, seorang individu yang bersedia memberikan hak penggunaan uangnya kepada pihak lain selama 3 (tiga) bulan, ia dapat menaruh uangnya dalam bentuk deposito berjangka 3 (tiga) bulanan. Sedangkan balas jasa atas kesediaan menunda penggunaan uangnya, individu tersebut mendapat balas jasa berupa pendapatan bunga. Permintaan akan uang berasal dari pihak-pihak yang membutuhkan uang dengan berbagai alasan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dia harus bersedia membayar, misalnya membayar bunga.
Jika ha penggunaan uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan lebih dari setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market).
Agar alokasi sumber daya keuangan makin efisien, dibutuhkan lembaga-lembaga perantara keuangan (financial intermediatory) yang berfungsi mempertemukan permintaan dan penawaran akan uang. Lembaga-lembaga perantara tersebut dapat berupa bank/perbankan (banking) maupun lembaga-lembaga keuangan bukan perbankan (non-banking institution)
KEGIATAN 10
JENIS – JENIS PASAR YANG PENTING DALAM
KEGIATAN EKONOMI
• Jenis – jenis Pasar
KEGIATAN 10
JENIS – JENIS PASAR YANG PENTING DALAM
KEGIATAN EKONOMI
Jenis – Jenis Pasar dibedakan menurut bentuk kegiatan, cara transaksi dan menurut jenis barangnya.
Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa.
Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
A. Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
1. Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
2. Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
3. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
4. Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.
Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.
Jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
• Pasar Lokal
• Pasar Daerah
• Pasar Nasional dan
• Pasar Internasional
pasar penting bagi kegiatan ekonomi karna dari pasar lah segala transaksi jual beli di lakukan
Bab III
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, Gardner : Macroeconomic Theory diterjemahkan oleh Paul Sitohang sebagai Teori Ekonomi Makro, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1973
Miendrowo Prawirodjoemono : Ekonomi tentang Permintaan, Cetakan Kelima, Biro Penerbitan, Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya, 1976
Schultze, Charles L : National Income Analysis, diterjemahkan oleh Paul Sitohang sebagai Analisa pendapatan Nasional, Edisi Kedua, Bhratara, Jakarta, 1970
Harry I. Wolk, James L.Dodd, Michael G.Thearney, Accounting Theory: conceptuallssues in a political and Economic Envirotment, 1994
Froyen, Richard T., Macroeconomics: Theories and Policies (15th ed). New Jersey: Prentice-Hall, 1996
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar