Dalam teori pembangunan dikenal adanya faktor eksogen dan endogen yang saling berkaitann sebagai tesis dan antitesis. Meskipun dalam khasanah teori keduan faktor tersebut dapat di pisahkan, dalam kenyataannya kedua faktor tersebut saling twrkat antara satu dengan lainnya. Dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu negara di dunia ini yangsepenuhnya otonom dan mandiri.
1. Dari Dependendi Menuju Interdepensi
Ada berapa dimensi yang mndasari lahirnya konsep interdependensi sebagai perkembengan dari konsep ketergantungan. Dimensi tersebut meliputi dimensi fisik, dimensi ekonomi dan dimensi politik.
Dimasi fisik pertama kali muncul pada tahun 1970 –an , trutama setelah diadakannya konfrensi lingungan oleh PBB pada thun 1972. Konprensi lingkungan memunculkan kesadaran akan adanya “suatu bumi”, dimana kegiatan suatu negara akan menpengruhi keseimbangan lingkungan secara global.
Dimansi ekonomi yang mendasari konsep interdepandensi ini pertama kali dikemukakan dalam proposal yang diajukan oleh komisi brandt atau brandt commission report padatahun 1980. Dalam proposalnya tersebut,komisi ini menghendaki adanya hubungan ekonomi yang saling menguntunkan. Dalam hubungan tersebut memungkinkan terciptanya kondisi “win-win position” (posisi saling menguntungkan) dan bukan Lagi posisi “zero sum game” (yang satu untung yang satu rugi) sebagai mana diterapkan dalam konsep ketergantungan.
Adanya keterkaitan antarnegara dalam dimensi fisik maupun ekonomi diharapkan manciptakan adanya kerjasama yang mendorong adanya perdamayan dan pembagunan dunia. Perkembangan konsep ketergantungan menuju konsep interdependensi ini mangakibatkan adanya transisi dalam perekonomian dunia.
Perubahan dalam aliran dana tersebut diikuti dengan perubahan dalam pola investasi. dalam negara-negara industri mulai melakukan relokasi ke negera-negara dunia ketiga. Relokasi industri tersebut tidak lepes dari kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi komunikasi dan inpormasi yang memungkinkan bagi pengusaha untuk melakukan keputusan yang cepat untum mengantisipasi perubahan pasar, teknologi transportasi yang semakin memperpendek jarak antarnegara, maupun teknologi dalam organisasi tenaga kerja yang memungkinkan adanya penyederhanaan dalam proses produksi.
2. Penekatan Dalam Konsep Intredepensi
Pendekatan dalam konsep interdepandensi ini menyatakan bahwa kapitalisme dalam perekonomian dunia sudah ada semenjak abat ke-16. Sistem kapitalisme ini berkaembang yang pada akhirnya menyatukan wilayah-wilayah yang semula terisolasi maupun wilwyay-wilayah yang telah mamapu mencukupi kebutuhan masarakatnya secara mandiri. Perkembangan sisteme kapitalisme ini mengandung dua dimensi, yaitu: ekpansi secara geograpis dan ekpansi dalam bidang sosial ekonomi. Adanya ekpansi in menumbuhkan adanya daerah-daerah semiperiferi di samping daerah inti/pusat (core) dan daerah pingiran (periferi).polarisasi antara daerah inti, periferi, dan semiferiteri ini berdampak pada adanya pembagian kerja,dimana daerah inti marupakan produsan produk-produk industri dan daerah periferi sebagai daerah pertanian. Sedangkan daerah semiperiferi merupakan daerah transisi antara pusat dan periferi, dimana produknya lebih mengarah pada prodok-produk industri meskipun tetap menghasilkan produu-produk pertanian.
Meskipun pendekatan dalam konsep ketergantungan dan komsep interdependensi sama-sama bersifat kapitalis, komsep interdependensi tidak mempertrtentangkan kepentingan dari daerah inti dengan daerah peroferi. Dalam pendekatan interdependensi justru lebih ditekankan adanya kerjasama antara keduanya yang memungkinkan bagi daerah periferi untuk berkembang menjadi daerah semiperiferi. Menurut pendekatan ini. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi suatu daerah dari daerah periferi menjadi semiperiferi atau dari daerah semiperiferi menjadi daerah inti.
3. Strategi Pembangunan dan Sistem Dunia
Teori pembangunan modern terdiri atas dua komponen.yaitu;komponen pertama adalah tujuan akhir dari pembangunan. Dan komponen ke dua adalah alat yang di gunakan untuk mencapai tujuan pembangunan [Hettne.1991;135] pada komponen pertama biasanya bersifat normatif karena di pengaruhi oleh ideologi yang di anut oleh negara tersebut. Sedangkan komponen ke dua di jabarkan dalam strategi pembangunan yang hendak diterapkan. Hal ini dapat dilihat secara eksplisit dalam perencanaan suatu negara.
Strategi pembangunan suatu negara merupakan cerminan dari kemampuan suatu negara untuk bertindak.sehingga krisis yang terjadidi suatu negara dapat dikatakan merupakan krisis dari strategi pembangunan yang di terapkan oleh negara tersebut. Dengan demikian, strategi pembangunan pada dasarnya merupakan konsep enpiris yang langsung berkaitan dengan prilaku negara ( Hettne,1991;136).diterapkan suatu negara terhadap masalah peningkatan kesehjahtraan rakyatnya dalam arti materill, yang dikaitkan dengan sumberdaya dan alam yang di punyainya, serta berkaitan dengan dunia internasional.
a. Upaya Repormasi Global
Interpretasi teoritis terhadap pembangunan global tergantung bagai mana kita memahami penomena interdependensi. Baik Tata Ekonomi Dunia Baru maupun usulan Komisi Brandt merupakan gerakan reformasi global, karena keduanya memandang dunia sebagai suatu sisitem secara keseluruhan. Problem utama dari strategi reformasi semacam ini adalah: siapakah yang dinamakan agen perubahan? Ini berkaitan dengan kedua konsep ini menghendaki intervensi, yang dinyatakan dalam strategi pembangunan, sehingga amat sering dikaitkan dengan negara sebagai aktor yang dominan.
Tata Ekonomi Dunia Baru (NIEO atau New International Economic Order) lebih merupakan starategi politik dibanding stratigi ekonomi. NIEO merupakan ekpresi dari solideritas Negara-negara Dunia Ketiga yang menghendaki gerakan swadaya secara kolektif. Usulan utamanya adalah suatu jalur pembagunan yang dilakukan perdagangan negara-negara industri dan akses terhadap tenologinya kendati demikian, masalah utama yang menghadang NIEO, yaitu dihadapi oleh strategi global lainya, adalah bahwa strategi ini tidak diikutidengan penjelasan yang gamblang mengenai siapa pelaku yang akan meleaksanakannya.
Laporan komisi Brandt(1990) yang berjudul “North-South: A programme for Survival” mengenai dialog Utura-Selatan menghadapi masalah yang sama.Usalan Brandt ini mendasarkan pada konsep interdependensi. Dialag Utara Selatan,sebagaimana dirintis dalam deklarasi NIEO,segera mengalami kemacetan.penyebabnya,negara kaya tidak dapat memenuhi permintaan yang dinyatakan dalam dokumen NIEO.laporan komisi Brandt boleh dikata identik deng global keynesianism.solusi keynes terhadap kemiskinan global adalah melakukan apa yang disebut massive resource transfer. Maksudnya,penduduk miskin global merupakan fungsi dari sistem keynes yang menganggur sehingga bila mereka menggunakan sumber-sumber produksi negara maju,maka masalah ekonomi dengan sendirinya terpecahka.
Dadat diduga tangapan terhadap usulan ini amat bervariasi tertanggung idiologi pembangunan yang dianut.Liberalisme yang radikal tentu tidak dapat diterima oleh penganut “aliran kanan baru” kerena menghendaki agar NSB menyeibangkan agar negaranya, meliberalkan perekonomian, dan mengidentifikasi keunggulan komparatif yang dimilikinya.Di sisi lain, kritik dari penganut aliran “kiri” mempertanyakan kepentingan yang saling menguntungkan antara negara-negara Utara dan Selatan sebagaimana tesis interdependensi. Menurut pandangan mereka,intergrasi Dunia ketiga kedalam sistem interdependensi global justru akan meningkatkn konflik dibandingkan mendatang stabilitas.
b. Klasifikasi Strategi Pembangunan
Percobaan untuk memisahkan dari dengan sistem dunia dalam tinkat yang radikal (redical delinking) terbukti tidak didukung oleh fakta empiris. Kendati demikian pilihan strategi pembangunan memang antara intergrasi dengan sistem dunia ataukah otonomi, ataupun antara penganut aliran radikal dengan pembangunan bertahap. Dua pilihan ini mememang telah menjadi isu utama dalam teori pembangunan yang dimulai sejak kritik List terhadap ekonomi politik Inggris, atau yang dinyatakan oleh Friedrich Listsebagai: ekonomi nasional versus kosmopolitik, (Hettne, 1991: 145-6). Isu ini, yaitu apakah ada kontradiksi antara pembangunan nasional dan internasional, menandai munculnya ekonomi pembangunana. Ekonomi politik nasional dikambangkanlebih lanjut oleh para penganut teori dependensia, yang mendukung ststegi radikal delinking dengan pasar dunia.
Berdasarkan pengalama dalam proses penbangunan sebelumnya, Grifin (1988) megolongkan setrategi pembangunan menjadi enam yaiti:
1. Strategi Pembangunan Moneteris
2. Strategi Pembagunan Ekonomi Terbuka
3. Srtategi Pembangunan Industrialisasi
4. Strategi Pembangunan Revolusi Hijau
5. Strategi Pembangunan Redistribusi
6. Strategi Pambangunan Sosialisasi
Perlu dicata bahwa tidak semua negara menganut setrategi pembangunan yang jelas. Biasanya, kebanyakan negara yang tidak mengikuti strategi pembangunan yang dapat diidentifikasi dan seringkali berubah-ubah. Ini diakibatkan karena melemahnya peran negara di NSB, dan bisa jugaakibat krisis ekonomi global.bisa dipahami apabila pran srategi pembangunan bagi banyak negara saat ini cendruang menjawab krisis manajemen daripada melakukan transformasi sosial-ekonomi. Pada giliranya hal ini mengarungi relevansi teori pembangunan.
Reverensi
Budima, Arif, Teori Tembangunan Dunia Ketiga, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 1995 Bab 5.
Buku EKONOMIKA PEMBANGUNAN Bab 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar