Senin, 20 Juni 2011

MENGAMBIL KEPUTUSAN ETIS

A.     Pendahuluan
Etika berusaha meolong kita untuk berpikir lebih terang dan merasa lebih tenang.
Dalam konteks ini timbul pertanyaan apakah keputusan etis?
Terkadang kita mengambil keputusan-keputusan yang bukan etis, sebagian dari keputusan kita merupakan soal selera (contoh nonton bola atau mendengarkan musik). Terkadang menyamngkut masalah praktis (contoh lebih memilih jalan yang rusak tapi cepat sampai daripada jaln mulus tapi lambat sampai).
Semua aktivitas manajerial dapat diangap sebagai pengambilan keputusan, karena mengambil keputusan merupakan salah satu tugas terpenting para usahawan atam manajer.
Keputusan etis harus dibedakan dengan keputusan medik atau hukum.
    Salah satu contoh mengambil keputusan etis adalah sbb:
”Seorang pengusaha ekonomi lemah iparnya seorang pejabat yang sedang menduduki tempat yang empuk dan menghasilkan banyak uang. Ipar ini sangat jujur dalam pekerjaan dan patuh dengan sumpah jabatan dan peraturan. Namun isterinnya sangat sayang kepada abangnya yang pengusaha ekonomi lemah. Berbagai fasilitas menghasilkan uang sangat mudah diperoleh asal melalui isteri. Apakah pengusaha ekonomi lemah itu melakukannya?

B. Ciri-Ciri Keputusan Etis

Contoh kasus  diatas merupakan keputusan etis yang mempunyai ciri antara lain :
Harus mempertimbangkan apa yang benar dan apa yang salah.
Harus mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Harus memperimbangkan pikiran dan hati nurani dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk karena fungsi dari etika sebagai alat pengawas.


C. Tidak Mudah Mengambil Keputusan Etis
Mengapa tidak mudah dan sering sukar mengambil suatu keputusan etis?  Karena orang yang setuju tentang prinsip etis belum tentu setuju dengan penerapan prinsip itu dalam suatu kasus nyata.

Contoh seorang pengusaha setuju larang berbohong, namun tidak kebaratan memberikan uang pelicin kepada pejabat unutk memperoleh fasilitas usaha. Bagi dia tidak masalah, entah itu bertentangan dengan peraturan atau tidak.
Perlu dicamkan bahwa etika lebih mengena dengan tekad ketimbang pertimbangan dan uraian. Yang penting desakan, peringatan dan teguran.

    Beda pertimbangan etis dengan kemauan etis
Pertimbangan etis adalah , perkataan pertimbangan  masih dalam kondisi disangsikan atau dalam keadaan bimbang.
Kemaun etis. Sebuah tekad atau keinginan untuk berbuat yang lebih baik, walaupun terkadang kemauan yang keras pun masaih saja bisa ragu-ragu tentang apa yag harus dilakukan dalam suatu masalah yang rumit.

D. Keputusan Yang Etis Suatu Keharusan
Mengapa keputusan yang etis suatu keharusan, karena setiap individu, maupun kelompok, lembaga, dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang perlu dilakukan atau diambil, yang sewaktu-waktu sukar ditentukan.

Contoh pilgub Kalteng juni  2010, dalam memberikan suara yang yang tepat dipilih?

Secara tak terelakan manusia setiap saat mengambil keputusan dan memikul tanggungjawabnya.

Yang kita butuhkan adalah pengambilan keputusan secara aktif bukan pasif membiarkan keputusan ditetapkan oleh orang lain. Dalam kasus tertentu keputusan perlu diambil secara aktif, dengan alasan telah dipertimbangkan secara matang, karena tidak baik menyerah kepada nasib.

E. Keputusan Yang Dipengaruhi Tabiat  
Tabiat adalah susunan batin seseorang yang memberikan arah dan ketertiban kepada keinginan, kesukaan dan kebahagiaan. Susunan itu dibentuk oleh interaksi antara diri seseorang dengan lingkungan sosialnya.
Contoh seorang pegawai bank yang sudah 20 thn bekerja, 3 tahun lagi pensiun. Suatu hari dia mengambil uang puluhan juta rupiah unutk kepentingan pribadi. Apakah yang menyebabkan tindakan aneh tersebut? Keputusan etis bukan hanya dipengaruhi oleh norma atau etika melainkan juga oleh tabiat, lingkungan sosial dan situasi.

”Atau kejahatan bisa terjadi karena ada kesempatan pesan bang napi”.
Tabiat  tidak sama dengan watak. Watak adalah bentuk diri kita secara alamiah dan dibawa mulai dari lahir. Watak bersifat tetap. Sedangkan tabiat berkembang dan berubah sepanjang hidup kita.

Watak adalah bahan mentah tabiat kita. Cara kita mengolah bahan mentah itu adalah tanggungjawab kita.
Tabiat beda dengan kepribadian (personality). Seperti tabiat, kepribadian juga bersifat kontinuitas, tetapi dapat juga berkembang dan berubah. Namun kepribadian lebih luas. Tabiat hanya mengandung sifat-sifat moral dalam diri kita.
Sedangkan keperibadian mengandung sifat emosional, mental dan sifat moral. Misalnya rasa rendah diri, pendiam.

F. Faktor Yang Mempengaruhi  Tabiat
    Adapun yang salah satu yang mempengaruhi tabiat antara lain :
faktor pembawaan yakni sifat-sifat yang kita warisi dari bapak, ibu, nenek moyang.
Faktor lingkungan sosial, keluarga dan kebudayaan. Yakni setiap masyarakat mempunyai pandangan setntang tabiat mana yang patut dihargai  dan siapa yang patut dipercayai.
faktor pengalaman dan hubungan kita dengan orang lain
faktor keputusan dan perbuatan kita sendiri, motivasi perbuatan kita. Ada hubungan timbal balik antara tabiat dan perbuatan. Tabiat mempengaruhi perbuatan, perbuatan mempengaruhi tabiat.
Contoh. Orang dengan tabiat jujur  cenderung tidak berdusta. Orang yang berdusta cenderung tidak jujur.
 Faktor iman kita, yakni hubungan kita dengan Allah Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran agama menjadi pengarah yang pokok dalam pembentukan tabiat kita

G. Lingkungan Sosial
Setiap masyarakat mempunyai adat yang terdiri dari nilai, norma, sistem hukum, dan aturan. Adat berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan, dan memberikan arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.
Contoh lingkungan sosial ; Seorang Pegawai segan mencela atau mengkritik keputusan atasan karena tekanan ekonomi, ia takut kehilangan pekerjaan atau tidak dinaikkan pangkatnya.

Yang terpenting adalah etika atau norma yang kita peroleh dari keluarga, ibu-bapak, dan saudara, seharusnya meresap ke dalam diri kita sebelum kita dihadapkan dan mampu menilai pengaruh lingkungan sosial.




H. Hubungan Antara Tabiat Dan Lingkungan Sosial
    Etika atau norma dan nilai-nilai masyarakat akan merasap ke dalam diri kita. Hubungan kita dengan orang lain (sosial) turut serta membentuk identitas kita. Namun kepribadian kita bukan semata-mata dipengaruhui oleh masyarakat atau lingkungan sosial. Sebagai manusia yang mempunyai pikiran dan perasaan, bukan objek yang menenerima segala sesuatu. Tabiat memiliki identitas sendiri dan berdiri dalam lingkungannya. Memang kita dipengaruhi oleh lingkungan kita, tetapi kelakuan dan pandangan kita ikut serta melanjutkan dan mengubah lingkungan kita sendiri

I.    Situasi
Berbicara tentang situasi memang sulit dan rumit, Menentukan awal dan akhir situasi yang tidak mudah. Situasi terdiri dari berbagai unsur yakni :
Tempat (gedung/lapangan/kota/desa dimana peristiwa terjadi)
Waktu, (jam, hari, abad)
Benda (bahan alam,tanaman/binatang, barang yang diciptakan mns)
Orang yang bertindak dalam sistuasi itu.
Struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial.
Gagasan dan pikiran
Kejadian yang dilakukan atau dialami oleh orang-orang dalam situasi.
Contoh situasi (pengalaman) : orang yang pernah diperlakukan tidak adil lebih dapat merasakan dan mampu mengerti situasi dan perasaan orang lain yang diperlakukakan tidak adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar